Sabtu, 17 September 2011

lollipop

LolLYPOp !

Pagi yang cerah di sebuah sekolah, semua murid sibuk masuk melewati gerbang sekolah yang megah. Terlihat dua siswi yang sedang asik berjalan menjajarkan langkahnya. Mereka terlihat sangat akrab. “pagi,, ta !” kata seorang siswi yang memiliki rambut ikal yang panjang. “pagi..., eh, kamu mel” jawab siswi yang berambut pendekyang dipotong model boob. Mereka berdua terus berjalan menuju kelas sambil membicarakan acara-acara televisi kemarin malam dan tentu saja tentang keberadaan tugas-tugas sekolah mereka.


       Bel istirahat makan siang telah berbunyi, semua siswa dan siswi di sekolah itu mulai memenuhi kantin sekolah. Di sebuah meja panjang di sudut kantin sekolah, Ita dan Amel sedang asyik melahap makan siangnya. “tha, kamu bisa ajarin aku soal ini nggak ?” tanya Amel sambil menyodorkan secarik kertas berisi tulisan acak. “hmm.......iya deh.” Jawab Ita sambil menyeruput segelas es teh dingin yang menyegarkan tenggorokannya. Dengan cepat Ita menyelesaikan soal yang diberikan Amel padanya. Amel terlihat kaget, matanya terbelalak. “aiisss...... cepet banget kamu nyelesaiin nih soal”kata Amel sambil tersenyum selebar bahu. “jelas dong... Ita gitu !” jawab Ita sambil tersenyum tak kalah lebarnya.
Persahabatan yang manis bagaikan lolypop, Ita memang anak yang pintar namun, hidunya masihlah sulit. Ia hanya hidup bersama ibu dan adiknya, ayahnya telah meninggal. Ita bersahabat dengan Amel anak ceria yang hidupnya serba berkecukupan, kedua orang tuanya adalah pengusaha sukses. Walaupun mereka memiliki status sosial yang berbeda, itu tak dapat membatasi persahabatan mereka. Mereka telah bersahabta sejak mereka duduk di bangku SMP.
Malam yang tenang di sebuah rumah megah. Amel sedang duduk di balkon kamarnya. Tiba-tiba, “mel.... kamu sedang apa nak ?”tanya Ibu Amel yang baru saja mamasuki kamar anaknya sambil membawakan segelas susu hangat. “ng... mama, ada apa ma ?” tanya Amel agak kaget. “ini mama bawakan segelas susu untukmu” jawab ibu Amel sambil menaruh gelas susu tersebut di atas meja. “udah malem, kamu tidur gih. Besokkan masih sekolah” kata Ibu Amel sambil mengusap lembut rambut anaknya dan berjalan menuju pintu. “mama mau kemana ??” tanya Amel. “mama masih sibuk dengan butik mama yang baru, mama masih nyari-nyari designer buat baju-baju di butik mama” jelas Ibu Amel sambil berlalu, sedangkan Amel hanya mengangguk mengiyakan perkataan ibunya tadi.
Dilain pihak,TOK TOK..... “Ita....Ita...buka pintunya”kata seorang wanita di depan pintu sebuah rumah sederhana. “iya” kata seseorang dibalik pintu. Dan ketika pintu dibuka. BRUK..... wanita yang mengetuk pintu itu tersungkur kelantai,nafasnya berbau alkohol. “ma...mama bangun ma” Kata Ita sambil mencoba membangunkan ibunya yang mabuk berat. Ita merangkul ibunya menuju kamar, melepaskan sepatu dan mengganti baju kerja ibunya. Dalam benaknya ia berkata ‘mama pasti di pecat lagi dari tempat kerjanya. Hmmm..... sekarang apa yang harus ku lakuakn ??’
Di taman sekolah, Ita dan Amel sedang duduk di bangku panjang di bawah pohon rindang. “ta.., kamu nonton acara TV kemarin malem nggak ?” tanya Amel sambil memaikan rambut ikalnya. Ita masih terdiam, “Ita.... Ita.... Ita” Amel mencoba mengembalikan kesadaran Ita yang sejak tadi melanglang buana. “ng.... kenapa mel ?” tanya Ita terkejut. “aduh... aduh... dasar kamu ini, mimpi kok di siang bolong. Kamu kenapa sih ?” Kata Amel, “nggak apa-apa kok, ke kantin yuk..!” jawab Ita. Terlihat dari raut wajahnya, Ita sedang menyembunyikan sesuatu.
Sepulang sekolah, Ita cepat-cepat keluar dari gerbang sekolah dan berlalu begitu saja. Jauh dibelakanganya ada Amel sahabatnya sedang menatapnya bingung. ‘Ita kenapa ya??, belakangan ini tiap pulang sekolah selalu tergesa-gesa begitu’ gumam Amel penuh tanya. Otak amel mulai berotasi memikirkan alasan yang tepat mengapa sahabatnya itu mulai jadi pendiam dan tertutup.
Hari demi hari telah berlalu, Ita selalu saja pulang sekolah dengan terburu-buru, ditanya alasannya pun tak dijawab olehnya, itu membuat Amel menjadi penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Ita. Sore itu Amel memutuskan untuk berkunjung ke rumah Ita. TOK.. TOK... diketuknya pintu rumah Ita, dan ketika pintu terkuak ada Andi adik Ita yang membukakan pintu, “Itanya ada ?” tanya Amel pada Andi, “kakak belum pulang” kata Andi. “loh... Itanya kemana ?” tanya amel heran. “kakak masih kerja, mungkin ntar lagi baru pulang. Silakan masuk”jawab Andi. Amel terlihat kaget ada banyak pertanyaan terlintas dalam otaknya, ‘Ita kerja ??, buat apa ??, apa yang sebenarnya terjadi ??’. “Itanya kerja dimana ?”tanya Amel lagi, “di cafe kak, kakak nunggu aja, bentr lagi pulang kok”jawab Andi. “hmm, iya” jawab Amel.
Tiga puluh menit telah berlalu, Amel masih berada di rumah Ita. Amel terlihat bosan Andi yang tainya menemaninya sedang mencuci piring di belakang, kini ia mulai melihat-lihat buku di dekat meja tamu. Amel menarik sebuah buku bersampul merah dan seketika beberapa lembar kertas HVS berhamburan keluar. Perlahan Amel mengumpulkan kertas-kertas tersebut. Kertas-kertas itu berisikan sketsa-sketsa kasar design baju. ‘wah,,, gambarnya bagus, apa Ita yang menggambarnya’ benak Amel. Amel melihat-lihat buku itu, setiap lembar kertas itu berisi design-design baju yang unik dan menarik.
TOK.. TOK... pintu diketuk dan Ita masuk kedalam rumah, Ita terkejut melihat Amel yang sedang duduk di kursi ruang tamunya. “Amel, kok kamu ada di sini ?” tanya Ita pada Amel. “hay,, ta.. aku kesini jelas-jelas nyariin kamu.” Jawab Amel. “ada apa mel ?”tanya Ita sambil tersenyum dan duduk dihadapan Amel. “kamu kerja ya ??” tanya Amel, “iya.... terpaksa”jawab Ita sambil menunduk. “kenapa ?” tanya Amel lagi, Ita terdiam sejenak, kali ini ia tak bisa mengelak lagi dari Amel, kini ia harus berkata yang sebenarnya. “hmm.......mamaku, baru aja dipecat dari tempatnya kerja. Terpaksa deh aku yang bantu kerja juga, yah itung-itung buat bayar sekolah.” Jawab Ita. Amel terlihat sedih dengan keadaan sahabatnya itu.
“loh...kok buku ini bisa ada di atas meja ??” tanya Ita sambil mengambil buku bersampul merah yang tadi di ambil oleh Amel. “owh.. tadi aku tak sengaja mengambilnya. Buku itu milik siapa ?? design baju-bajunya unik dan bagus-bagus banget” kata Ita, “owh,,, Ini punya ibuku, dia memang suka menggambar apa lagi mendesign baju”jawab Ita sambil membolak-balikan halaman buku itu. Tiba-tiba amel teringat dengan kesibukan ibunya belakangan ini, Ibunya sedang butuh designer untuk butik terbarunya. Amel berpikir, siapa tahu ibunya mau memberikan pekerjaan itu untuk ibu Ita. Amelpun menceritakan semua ide-idenya tadi, ia memberitau tentang ibunya yang membutuhkan seorang designer, siapa tau saja ibu Ita bisa bekerja untuk Ibunya. Ide-ide Amel disambut gembira oleh Ita.
Malam harinya, Amel duduk di ruang keluarga. Ia duduk disamping ibunya, “mah,,mama masih nyari designer buat butik mama ?” tanya Amel. “iya., sulit banget nyari designer yang cocok” jawab ibu amel. “yiipii,,,,. Mah lihat deh, buku ini” kata Amel girang sambil memberikan buku bersampul merah milik ibu Ita. Ibu Amelpun membuka buku itu,ia terlihat antusias melihat gambar-gambar design pakaian di dalamnya. “buku siapa ini mel ?” tanyanya pada Amel, “buku itu milik ibunya Ita, gimana ma ?, bagus-baguskan design-design bajunya.” Kata Amel penuh harap agar ibunya memberikan pekerjaan itu pada ibunya Ita, “hmm.... bagus juga, memangnya ibunya Ita kerja apa ?” tanya Ibu amel tiba-tiba, “hmm... ibunya Ita baru beberapa minggu ini di pecatdari pekerjaannya, jadinya Ita juga harusikutan kerja buat bayar sekolah.” Jelas Amel pada ibunya. “kasihan, besok kamu beritahu ibunya Ita untuk datang kekantor mama.” Kata  ibu Amel sambil tersenyum. “beneran ma ?? yiipii....... asyik.. aku nggak sabar untuk ngabarin berita bagus ini ke Ita, makasih ya ma” kata Amel girang sambil memeluk ibunya.
Dengan wajah cerah ceria Amel berlari menuju kelasnya, sesampainya di kelas ia langsung menghampiri Ita yang sedang asyik membaca buku. “Ita..... Ita... ada kabar gembira buat kamu” ujar Amel sambil mengatur nafasnya. “ada apaan sih ?” tanya Ita sambil ngemut lollypop di mulutnya. “mama q setuju buat jadiin mama kamu designer di butiknya”kata Amel sambil tersenyum, Ita terkejut dan memeluk Amel. “beneran mel ??” tanyanya seolah tak percaya. “yee. Ngapain aku bohong ma kamu.” Jawab Amel. “makasih ya,, mel. Kamu sahabatku yang paling baik sedunia” kata Ita kegirangan. “hahahaha itulah gunanya sahabat,,kalau di pikir-pikir persahabatan itu kayak lollypop, punya rasa yang berbeda-beda,tapi walaupun punya rasa yang berbeda-beda pada dasarnya semua lollypop itu manis.”
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar